BERBICARA MELALUI SENI ALA SAMPUL MAJALAH TEMPO


Beberapa waktu lalu, sempat heboh mengenai gambar mural yang dianggap sebuah bentuk kritik sosial masyarakat. Yang menjadikannya viral yaitu dugaan bahwa gambar dibalik kepala negara saat ini, dengan disertai tulisan satire yang terkesan menjelekkan. Menjadikan media seni sebagai bentuk satire kepada pihak tertentu sudah menjadi salah satu cara berekspresi masyarakat sejak lama. Dalam sejarahnya, satire politik tertua ada pada aristophanes, jaman romawi, dan peradaban kuno. Pada abad ke 19 dan 20 budaya ini ditemukan di negara Prancis, Jerman, Inggris raya dengan berbagai bentuk genre seperti kartun, karikatur, acara televisi, musik koran atau bahkan sebuah karya sastra. 

Sebuah sindiran satire politik disisi lain mengambil sisi hiburan dalam politik yang juga digunakan dengan maksud untuk menyampaikan argumen dimana hal tersebut secara tegas dilarang. Bentuk ini dibedakan dengan protes politik pada umumnya, karena secara khusus tidak membawa agenda politik tertentu atau berusaha untuk mempengaruhi pihak lain. Secara sederhana mungkin tujuan awal membuat karya seni yang bersifat satire ini sebagai media berekspresi, seni atau bahkan hanya untuk hiburan. Entah apa tujuan dari gambar mural itu dibuat, entah hanya menjadi sebuah bentuk ekspresi seni atau bahkan hiburan semata, siapa sebenarnya orang yang dia gambar, hanya pelukisnya dan Tuhan yang tahu. 

Kasus mural yang viral ini, mengingatkan kepada kontroversi yang hampir sama kepada cover majalah tempo edisi 16-22 September 2019.

Dilansir Tirto.id, sejumlah orang mengatasnamakan Jokowi Mania mendatangi Dewan Pers untuk melaporkan Majalah Tempo yang diduga telah menghina presiden, tak lagi menganut kaidah jurnalistik, menjadi alat propaganda dan sampul majalah seperti itu tidak mendidik bagi masyarakat. Lebih lanjut dalam tirto, Dosen semiotika Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB), Acep Iwan Saidi, mengatakan gambar sampul Majalah Tempo, “Pada titik ini, Majalah Tempo sedang coba menyuarakan suara publik melalui bahasa metaforik gambar cover”, seorang seniman riyan riyadi, mengaku terhibur dengan cover majalah edisi tersebut. Pada akhirnya, setiap orang akan menginterpretasikan gambar itu atau gambar-gambar lain secara berbeda, semua kembali kepada pembaca. Beberapa sampul lainnya dari majalah koran tempo yang bisa jadi mempunyai makna tersirat, sekedar seni, hiburan atau hal lainnya mungkin saja ada pada kumpulan gambar berikut,

BEBERAPA KUMPULAN COVER MAJALAH TEMPO

                            

Comments

Popular posts from this blog

Joy RedVelvet Recreating Outfit on Shopee

One Look Outfit on Shopee #2